Sabtu, 20 Agustus 2011

Manajemen Pakan di Gudang

Tidak hanya manusia yang senantiasa membutuhkan makanan segar (tidak basi) untuk dikonsumsi, ternak pun khususnya unggas juga memerlukan pakan segar dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan produksi pakan. Banyak sekali peternak unggas maupun agen pakan yang tidak memperhatikan manajemen penyimpanan pakan didalam gudang. Padahal handling pakan digudang inilah yang menentukan kualitas suatu pakan yang diberikan ke ternak.

Indonesia adalah negara tropis dengan suhu dan intensitas cahaya yang tinggi. Ditambah lagi hujan yang turun tiba-tiba serta kelembaban yang tingi meningkatkan aktivitas air yang terkandung dalam pakan. Efek terburuk yang dapat terjadi adalah adanya bio deterioration yang akan beryjung pada denaturasi nutrisi dan kontaminasi faktor anti-nutrisi. Selain itu keadaan yang lembab akan meningkatkan aktivitas jamur dan kapang yang akan merusak pakan.

Penyimpanan pakan didalam gudang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Gudang pakan harus didesain dengan memperhatikan suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan terhindar dari air. Suhu yang baik berkisar 30-34oC dengan kelembaban kurang dari 70%. Pallet diperlukan dalam gudang untuk mencegah pakan kontak langsung dengan lantai. Ventilasi gudang juga harus diperhitungkan agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.


Peletakan pakan dalam kandang harus memperhatikan kepadatan. Jarak antar tumpukan tidak boleh terlalu sempit dan harus memperhatikan jalannya mekanisme first in first out (FIFO). FIFO adalah mekanisme rotasi pakan dimana pakan yang masuk pertama harus keluar pertama juga. Mekanisme ini akan mencagah pakan yang tertahan digudang terlalu lama.

Daya simpan pakan ayam dalam gudang adalah 30 hari dari tanggal produksi. Disarankan peternak tidak menyimpan pakan lebih dari 2 minggu sebagai langkah antisipasi. Antisipasi ini dilakukan karena sebelum sampai kepeternak, pakan nginep dulu di agen pakan atau poultry shop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar