Jumat, 19 November 2010

Potensi Wiarusaha dibalik Keterpurukan Peternakan di Indonesia

Potensi Wiarusaha dibalik Keterpurukan Peternakan di Indonesia
Produk peternakan seperti daging, susu, dan telur merupakan produk yang sangat dibutuhkan bagi semua orang. Tak hanya itu, hasil ikutannya pun di Indonesia masih dapat dimanfaatkan seperti organ dalam (iso, babat, paru, hati dan usus) yang dapat disulap menjadi makanan yang tidak sedikit peminatnya, kepala yang diolah menjadi tengkleng kepala, serta kulit yang diolah menjadi berbagai macam benda kerajinan seperti tas, sabuk, sepatu dan lain-lain.
Sangat disayangkan bahwa peternakan di Indonesia saat ini semakin mundur dan terpuruk. Swasembada daging 2010 gagal dicapai dan masih mengandalkan daging import. Para peternak sulit berkembang karena keterbatasan lahan, modal dan kesulitan dalam memasarkan produknya. Produk peternak lokal kalah bersaing dengan produk impor yang jauh lebih murah. Alhasil, peternak kita banyak yang merugi dan gulung tikar.
Produk peternakan sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan dengan cara pengolahan yang dapat menambah nilai jual suatu produk. Banyak sekali hasil diversifikasi produk peternakan yang dapat kita jadikan bahan untuk berwirausaha. Susu sebagai misal, dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti susu pasteurisasi, yoghurt dan eskrim. Ketiga macam hasil olahan susu tersebut memiliki pangsa pasar yang besar dan sangat diminati baik dari anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Tidak perlu modal yang besar dalam memulai suatu usaha dalam menjual produk olahan ternak. Produksi susu pasteurisasi semisal, dapat dilakukan dengan cara tradisional dengan cara memanaskan susu pada suhu tertentu dengan kompor dan kemudian ditambahkan pemanis dan perasa. Setelah itu, susu dikemas dalam kemasan plastik atau botol dan disimpan dalam pendingin. Satu liter susu dari peternak seharga Rp 2.500,00 dan setelah diolah menjadi susu pasteurisasi dapat dijual dalam kemasan 120 ml misalnya dengan harga Rp 1.500,00. Biaya produksi perliter kira-kira hanya sebesar Rp 3.000,- sampai Rp 5.000,- (tergantung kemasan). Bisa dihitung berapa rupiah yang bisa kita dapat dalam satu liter susu.
Tidak hanya wirausaha dalam pembuatan susu pasteurisasi, kita juga dapat menciptakan usaha dengan produk lainnya. Kita bisa membuat kedai steak atau cemilan seperti sosis dan lainnya, membuat warung tenda ayam bakar, bahkan kita dapat mendirikan usaha penyamakan kulit dan pengrajin kulit dengan produk akhir seperti tas, sepatu, sabuk dll.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal pemberian kredit untuk memulai usaha. Sebagian besar masyarakat terbentur dengan masalah permodalan. Dengan adanya modal yang diberikan akan sangat membantu dalam merealisasikan wirausaha bidang peternakan, sehingga dengan ini diharapkan dapat menyokong peternakan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar